Tuesday, December 17, 2013

Catatan-Ku

Love is....


"Love is just another way of remembered" 
#LC

Mencintai, bukanlah sebuah alasan untuk kita bisa menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang kita cintai. Mencintai, adalah ketika kita bisa tersenyum melihat yang dicintai tersenyum, berbahagia saat melihat mereka berbahagia dan tidak akan pernah membuatnya jauh dari rasa kebahagiaannya itu. 

Mencintai adalah keikhlasan, saat kita sudah mampu tuntuk tidak memaksakan kehendak kita atas apa yang hanya kita inginkan. Mencintai adalah menyimpan, memeliki meski tak harus bersama, serta mengenang. 

Ya, mencintai sama halnya dengan mengenang. Saat kita telah mencintai maka kita akan mampu untuk selalu mengenang, dan lupa akan mewujud pada kemerdekaan kita. 

Entah mengapa, anda mempercayaiya atau tidak tapi itu yang sebenarnya saya rasakan dengan cinta. Sakit memang, saat kita harus menerima kenyataan bahwa cinta yang kita miliki tidak mampu menyatukan kita dengan hal yang kita cintai. Tapi,bukankah akan lebih menyakitkan bila kita memaksakan diri untuk memilikinya sedang kita tahu hal itu adalah ketidak-mungkinan? Ini adalah Cinta dalam bentuk keikhlasan, mensejajarkan perasaan dengan logika, bahwa cinta tidak mungkin bisa untuk dipaksakan.

Cinta dalam bentuk menyimpan, adalah cara lain untuk kita bisa memiliki cinta yang tidak mungkin untuk kita miliki. Sedikit berbagi cerita, saya pernah jatuh cinta, bahkan hingga kini saya masih mencintainya karena saya masih menyimpan dia dalam hati dan ingatan. Kendati saya tahu bahwa cinta yang saya miliki sudah tidak mungkin lagi menyatukan saya dengan dia, karena dunia kita kini berbeda. Namun dengan menyimpan dan mengenang apa yang sudah kita jalani dan segala kenangan yang kita miliki adalah cara lain bagi saya untuk memilikinya. 

Saat kita mengenang segala hal yang pernah kita dan seseorang yang kita cinta lalui, saat itu pula cinta akan kembali merengkuh kita. Kenangan adalah bentuk lain dari pertemuan dan lupa yang akan kembali memisahkannya. 

Jadi berbahagialah bila kita masih mampu mengenang saat kebersamaan dengannya, karena saat itu kita masih memiliki kemungkinan untuk mencintainya lagi, seseorang yang pernah kita cintai dan kini sudah tidak dapat kita temui. Tapi bila mengenangnya itu adalah sesuatu yang menyakitkan maka biarkan waktu menghadirkan lupa yang kan memerdekakanmu darinya, karena sesungguhnya tidak akan ada cinta yang kekal selain cinta Rabb kepada ciptaan-Nya.

Sunday, December 08, 2013

OPINI



Duuuu... BMI Hong Kong (lagi)

Miris mendengar berita pagi ini. 12 Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong terjerat kasus Narkoba pada Minggu sore (8/12/2013) kemarin, dan beberapa diantaranya diduga pengedar. Setelah polisi melakukan penyelidikan, diketahui bahwa sebagian besar dari BMI tersebut adalah yang juga mengalami kasus Over Stay (OS).

Duuuh.. tambah-tambah miris, sedih, kasihan dan gimana gitu. Bila sudah begini siapa yang disalahkan? Siapa yang harus bertanggung jawab dengan kasus yang mereka alami?

Lagi dan lagi, persoalan OS yang memicu BMI melakukan beberapa tindakan nekat dan terlibat beberapa kasus naas seperti, human trafficking, kehamilan, perbudakan, kekerasan sampai kematian dan seperti yang terjadi kemarin sore, terlibat dalam lingkaran NAFZA (Narkotika, Alcohol, Pesikotropika dan Zat Adictive) adalah masalah nyata yang bersumber dari kasus OS tersebut.

Berbicara tentang OS, akan menuntun kita pada sebab musabab 'mengapa mereka sampai bisa OS?' Dengan begitu kita akan mengetahui siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas semua itu.

Sirkumulasi sistem pemerintah Indonesia yang mengalih tangankan perlindungan rakyatnya kepada suasta disinyalir sebagai faktor utama kasus BMI OS.

Sebagian besar dari kasus OS bersumber dari sistem Online yang diterapkan oleh KJRI Hong Kong yang tercantum dalam Surat Edaran (SE) 2524 serta pelarangan kontrak mandiri. Menjadikan BMI yang diputus/memutus kontrak kerja dengan majikan harus kembali mengalami exploitas oleh Agency dan hal itu memaksa BMI untuk lebih memilih kabur atau melakukan pekerjaan yang biasa disebut 'ilegal', daripada harus kembali membayar biaya Agent yang tidak murah. Penahanan paspor dan dokumen penting BMI yang dilakukan oleh Agency sebagai jaminan agar BMI membayar "hutang" juga salah satu sebab terjadinya kasus OS, karena banyak BMI yang tidak tahu kapan validasi visa kerja dan paspor serta dokumen lain yang dimilikinya itu berlaku.

Jadi dalam kasus ini SALAH bila hanya melempar putusan 'Terduga/Kesalahan' pada BMI saja, karena pemerintah Indonesia juga mengambil andil dalam kasus yang menjerat mereka.

Belajar dari kasus ini dan yang sudah-sudah, semoga bisa dijadikan cermin bagi setiap lapisan dan komponen. Baik BMI itu sendiri, untuk lebih berhati-hati dalam menjaga diri dari lingkungan agar tidak terseret arus pergaulan, apalagi di negara maju seperti Hong Kong ini, dan somoga juga pemerintah Indonesia bisa lebih membuka mata dan melihat bagaimana kondisi dan dampaknya di lapangan sebelum mengeluarkan dan menerapkan sebuah peraturan bagi warga negaranya.

Dan andai saja BMI tidak diwajibkan masuk Agen dan dokumen mereka tidak ditahan, andai saja BMI memiliki pilihan untuk menentukan sendiri jasa agen mana yang ia inginkan, andai saja BMI bisa mengurus kontrak kerjanya sendiri tanpa perlu melalui perantara agen dan membayar komisi yang mahal, mungkin inflasi BMI OS akan berkurang dan masalah lain yang disebabkannya juga akan ikut berkurang kan.

Aah... ANDAI SAJA KITA TIDAK HARUS TERPAKSA MENJADI BMI...